Jumat, 17 Februari 2012

Yuuki no Sakura


Salju, ya salju.
Salju terlihat indah, namun terasa dingin.
Kadang, kehadirannya dinantikan dan kadang tak dapat diprediksi apa yang akan terjadi setelah salju datang.
Entah itu kebahagiaan atau kesusahan.
Salju adalah dirimu.
Bagiku, kau itu indah, namun kadang kau bersikap dingin—sangat dingin.
Dingin seolah tak peduli.
Bak salju yang tak peduli kalau kehadirannya menciptakan rasa dingin menusuk tulang.
Aku—Sakura, menanti kehadiranmu disisiku dan aku tak dapat memrediksi apa yang akan kau lakukan dan apa yang akan kulakukan ketika denganmu.
Karena, dimana ada sakura, disitulah salju turun dari langit menemaninya.
Sakura dan salju….
Terdengar konyol.
Tapi, dimana ada sakura disitu salju turun menyentuh bumi.
Memberi warna putih bagi semesta.
Karena sakura dan salju hanya dapat dipisahkan oleh sinar mentari,
Sinar kemarahan dan keegoisan.
Keduanya bersatu membentuk wangi dan ciri yang khas.
Sakura memang tak sempurna.
Ia berani menampakkan dirinya hanya 2 minggu dalam satu tahun.
Seperti diriku yang sangat jarang berani ketika ada di dekatmu.
Sakura tidak sempurna.
Hidupnya hanya berwarna merah muda, putih dan hijau untuk daunnya.
Tapi, walaupun kau hanya berwarna putih,
Cinta dariku dapat mewarnaimu dengan sejuta warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar