Jum’at 3
Februari 2012, sepulang sekolah aku dan beberapa teman satu kelas seperti Dila,
Imas, Latifah, Lia, Mia, Mulya, Nisa, Ela, Riska dan Syiska transit dulu ke
kosan aku sebelum beberapa dari mereka pergi ekstra.
Begitu
sampai di kosan, aku langsung menyalakan notebook-ku. Ternyata Mayang—teman
satu kost-ku juga membawa teman-temannya, sekitarr 5 orang. Aku dan
teman-temanku kemudian melihat video Dua Dunia dari flashdisk Dila. Beberapa
dari temanku ada yang takut, namun entah mengapa video itu malah membuatku
tertawa.
Ketika
sedang asyik menonton video, tiba-tiba Mayang menggedor-gedor pintu kamar mandi
yang kemudian disusul teman-temannya.
“Ada yang
kekunci!” tebak Lia.
“Ada
apa?” tanyaku pada Mayang.
“Ini Teh,
Novi kekunci di dalam!”
Astaganagabonarjadidua!
Demi
apapun, kok bisa?
“Hah? Kok
bisa?” tanyaku yang kemudian mencoba menggedor-gedor pintu itu. Dengan akalku
yang pendek, aku mencabut kunci itu dan memasukannya ke lubang ventilasi kamar
mandi.
“Neng,
ada kuncinya?” tanyaku pada gadis yang terkurung di kamar.
“Ada Teh,
tapi gak ada lubang kuncinya!” jawabnya dari dalam.
‘Waduh,
gimana nih?’ pikirku. Teman-temanku dan teman Mayang pun semakin riweuh. Bagaimanapun juga, kasian kan
anak orang kekunci di kamar mandi?
“Neng
tenang ya, jangan nangis. WC-nya gak bau, harum ini kok!” hiburku yang kemudian
disuraki teman-temanku.
“Neng,
jangan khawatir. Mending, sekarang Neng update
status di facebook dulu aja, ‘Aku kekurung di kamar mandi’ gitu,” hiburku
yang semakin tidak jelas.
Aku dan
teman-temanku yang lain pun tak dapat menahan diri untuk tertawa. Di sisi lain,
kejadian ini lucu, di sisi lain pula kasihan Novi. Teman-temanku pun
berinisiatif untuk minta tolong kepada Deden dan Rohmat dengan mengirimi pesan
singkat.
Kedua
anak itu tidak membalas SMS dari Latifah. Makin panas aja suasananya.
Kebetulan, keluar jama’ah-jama’ah mesjid, biasa Bapak-bapak dan kaum Adam
lainnya yang abis sholat Jum’at. Tadinya mau minta tolong, tapi aku ingat kalau
ke kosanku ini jangan bawa cowok yang gak dikenal. Terlebih lagi Deden udah
siap ngebantu.
Aku dan
Lia pun menjemput Deden di gang. Deden nyangka kalau kita bercanda. Pas udah
nyampe kosan, anak-anak kok pada keluar? Pikirku.
Ternyata
eh ternyata, PINTUNYA UDAH BISA KEBUKA O.o !
Ckckck.
“Kok
bisa?” tanyaku.
“Itu,
tadi dibuka sama Ibu kost kamu pake obeng,” jawab Syiska.
Leuleus
deh tuh badanku.
Sorenya…
Sehabis
nonton pertandinga basket, aku langsung mandi+nyuci. Kebetulan di kosan aku ada
Dila+Syiska yang lagi nebeng ngerjain tugas English. Saat itu, Mayang belum
pulag ekstra.
Pas udah
di kamar mandi, aku lupa kalau ada yang ketinggalan. Udah aja aku buka pintu.
‘Kok gak
bisa kebuka ya?’ pikirku.
Tanpa
pikir panjang, aku gedor-gedor tuh pintu.
“Tolooooong,
aku kekurung!” teriakku.
Syiska
dan Dila pun langsung berusaha membuka pintu itu. Dan Alhamdulillah kebuka.
Dan
sampai saat ini, kalau mandi atau pipis tuh pintu kamar mandi gak full ditutup. Ckckck
Tidak ada komentar:
Posting Komentar