Selasa, 30 Oktober 2012

Hujan



Liquid hasil epavorasi itu sudah sejak beberapa menit lalu berhenti membasahi dataran tandus. Tapi getaran dan suara halilintar masih jelas terdengar di telingaku. Puji Syukur Alhamdulillah kuucapkan pada Alloh sang Pencipta karena telah menurunkan hujan sebagai rahmatnya.

Menurut artikel yang pernah aku baca, guyuran hujan yang kita pandangi secara lekat dan mendalam dari balik jendela bisa membuat memori kita berputar menuju masa lalu. Tergantung suasana hati juga, mungkin berputar pada masa lalu yang menyenangkan atau sebaliknya.

Seperti halnya aku, walau hujan telah berhenti beberapa menit lalu, aku tetap melamun mengingat betapa cinta yang luar biasa takkan pernah terbalas.

Rasa sakit itu aku tutupi dengan wajah tak acuhku dan wajah ketidakingintahuanku dari orang lain agar tak ada yang menyadari kalau aku sedang terluka.
--agar aku yakin kalau hanya aku dan Tuhanku saja yang mengetahui rasa sakit seorang penggemar rahasia.

Rasa sakit saat melihatnya dengan orang lain rasanya seperti bunga mawar yang kelopaknya rapuh dan jatuh tak lama setelahnya.


Tapi satu hal, aku benar mencintainya. Mencintainya dengan diam dan mencintainya dari jauh. Mencintainya dengan cara membiarkan dan melihatnya bahagia dengan orang lain yang ia cintai.

Hujan, aku cinta....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar