Mungkin ini adalah curhatan—ya pengungkapanku
yang sesungguhnya.
Aku akan menceritakan tentang sahabat lamaku, aku dan dia sudah lama tidak
berhubungan. Hubungan kami tak sedekat dulu, aku juga tidak tahu mengapa,
mungkin dia sudah bosan kepadaku atau mungkin sikapku sudah menyebalkan.
Aku memang tidak pernah bertemu dengannya—secara dia berada di Pekanbaru dan aku
di Ciamis, tapi hubungan lewat dunia maya dan SMS membuatku mengerti, kalau dia
adalah teman yang baik dan menyenangkan, selain itu dia juga pintar dan funny.
Dari dia aku tahu Westlife—satu-satunya boyband
yang aku sukai—dan dari dia juga aku tahu kalau dunia Jepang itu menyenangkan,
dari dia juga aku tahu kalau pacaran itu tidak menyenangkan—membuang waktu—dan dari
dia juga aku menjadi otaku.
Pertama kali aku mengenalnya adalah
ketika aku membaca sebuah fanfic di www.fanfiction.net fandom Eyeshield 21, dan fanfic yang kubaca itu
ceritanya bagus—sebenernya sih rated M, fanfic dia itu fanfic rated M yang
pertama kali aku baca. Ketika aku lihat siapa author-nya, pen-name-nya Shield Via Yoichi. Langsung aja aku bongkar
profil itu author, dan aku mendapatkan alamat e-mail facebooknya, aku kaget. Ternyata aku sudah berteman dengannya.
Nama facebooknya kala itu adalah Ai
Nikushimi.
Pas dia update status aku komen, kurang lebih komenannya gini—maaf kalo ada
yang melenceng, udah lama banget jadi lupa—:
Via : “Kok tau? Pasti suka baca yang gitu ya?”
Me : “Nggak, Cuma kebetulan baca aja, hehe.”
Akhirnya
gitu ampe keterusan, terus dia minta nomor HP aku, aku kasih dan kita pun
SMS-an, sharing tentang anime dan keluarga, sharing tentang pelajaran—kebetulan
aku dan dia sama-sama anak SMK akuntansi.
Aku dan dia
lama-lama menjadi dekat, satu sama lain itu gak ada canggung-canggung sama gak ada yang ditutupi,
dia bahkan pernah curhat tentang orang yang dia sukai dan mantan-mantannya,
orang yang dibencinya dan juga sahabatnya di sekolah. Oh iya, walaupun aku dan
dia beda agama—aku Islam dan dia Kristen, itu tidak menghalangi persahabatan
kami, aku dan dia saling mengerti. Kalau hari Minggu dia gak bales SMS pasti
dia ke gereja, soalnya dia aktif jadi paduan suara, dan kalau aku telat bales
SMS dari dia, dia juga ngerti kalau aku lagi Sholat.
Aku inget
banget SMS yang selalu dia kirim ke aku, “Ui”. Hahaha.
Pokoknya,
waktu itu kita deket banget, bahkan kami pernah bikin fanfic kolab 3 fanfic,
dan aku merasa selama hidup aku itulah fanfic terbaik yang pernah aku buat. Dia
merupakan sahabat dan guru yang baik dalam membuat fanfic. Aku ingat, ada salah
satu fanfic kami yang difavoritkan oleh sebuah akun. Itu menandakan kalau aku
dan dia merupakan pasangan author yang
bisa dibilang sukses.
Tapi,
setelah itu dia menghilang. HP-nya rusak, kutunggu-tunggu SMS dari dia gak
dateng-dateng, sedih banget. Terlebih waktu itu aku di kosan sendirian, rasanya
kesepian banget. Bagaimana tidak? Aku dan dia pernah bermimpi untuk bertemu.
Beberapa
bulan kemudian, dia meneleponku. ‘Ini ya suaranya Via?’ tanyaku dalam hati,
namun yang menelponku itu bukan nomornya, melainkan nomor temannya, bukan dia
juga yang bicara, teman-temannya juga, katanya sih lagi makan-makan di kantin.
Yang
membuatku kangen suaranya itu adalah logat melayu-nya yang khas, dan aku
menggunakan logat sunda yang khas juga. Lucu!
Dan kami
pun SMS-an lagi seperti biasa, dan dia menghilang lagi. Beberapa bulan dia
datang lagi. Namun tetap,dia hilang lagi, tapi untuk kali ini dia tidak
kembali. Ya Alloh, kemanakah sahabatku yang satu ini? Apakah dia melupakanku?
Waktu aku
cek pemberitahuan di akun facebook-ku, ternyata dia menulis status yang bilang
kalau aku adalah sahabat terbaiknya, setidaknya itu bisa mengobati rasa rinduku
kepadanya. Dan di hari ulang tahunnya yang ke-17 kemarin, aku tetap tidak bisa bersuka
cita dan mengucapkannya secara langsung, padahal di lain sisi aku ingin
meneleponnya dan mengucapkan “Otanjoubi
Omedetto, Boku mo tomodachi, ne!” namun tidak ada nomornya yang aktif.
Bahkan ketika
aku mengirim ucapan di wall facebooknya dia tidak membalasnya. Sebenarnya aku
cemas, mungkin saja dia sudah melupakan aku dan dia sekarang sudah sibuk dengan
urusannya atau mungkin dia sudah mempunyai sahabat lain yang lebih baik dari aku.
Silvia Renta
Simajuntak, itulah nama lengkapnya. Anak sulung dari 2 bersaudara. Seorang
sahabat yang bersikap dewasa dan pintar.
Selain itu dia terbuka dan sempat mempercayaiku.
Aku mencoba
mencari teman lain ketika dia menghilang, banyak teman dunia maya ku untuk
mengisi kekosonganku yang ditinggalkan sahabatku itu. Namun nihil, mereka tak
sebaik Silvia, mereka tak bisa mengerti aku sebaik Silvia mengerti aku. Bahkan,
Silvia adalah orang yang pertama aku beri tahu kalau aku sedang menyukai
seseorang. Selain itu, Silvia adalah orang pertama yang membaca fanfic-ku yang
berisi ungkapan hatiku kepada seseorang yang aku sukai itu—mungkin juga dia
yang terakhir, karena aku tidak akan membiarkan orang lain membaca fanfic-ku
itu.
Dan tahukah
apa yang dia katakan? Fanfic-ku bagus J , dia juga
yang memotivasi ku agar aku tak menyerah dan selalu optimis kalau aku suka sama
orang ‘itu’.
Jika Silvia
membaca ini, aku ingin dia tahu kalau aku sayang sama dia dan kangen sama dia.
Aku gak mau lost contact sama dia dan aku ingin SMS-an lagi sama dia.
Silvia, otanjoubi omedetto. Boku mo tomodachi ne!
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar