Kita tahu bahwa Pendidikan di Jepang sangatlah berkualitas.
Ini terbukti dari pendidikan penduduknya yang mayoritas berhasil. Mereka tumbuh
menjadi insan-insan profesional dan teruji hingga membawa dampak pada
perkembangan kemajuan negaranya di segala bidang.
Kali ini marilah sedikit kita mengetahui bagaimanakah negara
ini mengatur sistem sekolah bagi warganya.
1. Ajaran Baru di Jepang di mulai pada
bulan April dan berakhir pada Maret tahun berikutnya. ini berlaku pada setiap
tingkatan (SD-Perguruan Tinggi)
2. Jepang menggunakan sistem CAWU.
Dalam setahun ada 3 CAWU. Beda dengan di Indonesia yang menggunakan sistem
semester. Agustus-September libur musim panas selama 40 hari.
3. Bulan September masuk 5 kali dalam
seminggu.
4. Usia 6 tahun adalah usia wajib
belajar bagi anak-anak Jepang. Bagi Orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya
ke SD-SMP akan di hukum oleh pemerintah.
5. Jepang tidak mengenal sistem “tidak naik kelas“. Semua siswa akan naik ke tingkat
selanjutnya secara otomatis. Sehingga di setiap tingkat tetap terisi oleh
anak-anak yang seusia.
6. Jepang tidak mengijinkan adanya
kelas khusus / kelas unggulan atau akselerasi bagi mereka-mereka yang
pintar-pintar dalam satu kelas khusus. Jepang hanya mengijinkan anak-anak yang
pintar dalam Ilmu Sains dan Teknologi saja yang bisa masuk Perguruan Tinggi
lebih cepat.
7. Kurikulum di Jepang akan diperbarui
dalam tempo 10 tahun sekali mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
8. Evaluasi tidak hanya dari guru
kepada siswanya, tapi juga siswa mengevaluasi gurunya demi manfaat pengajaran
yang lebih baik.
9. Jepang tidak mengenal standar
nasional atau Internasional untuk pendidikannya. Jepang tidak menyediakan
sekolah khusus bagi anak-anak yang pintar . mereka memandang bahwa sekolah
adalah hak semua siswa di Jepang. di Indonesia misalnya ada SBI (sekolah
berstandar Internasional) atau sekolah unggulan.
10.
Akan
banyak simpati dari warga Jepang kepada Bos atau perusahaan yang memperkerjakan
anak-anak yang memiliki keterlambatan berfikir, kecacatan dan juga
keterbelakangan.
Bagaimana dengan di Indonesia?, Apakah tidak ada keinginan
kita mengadopsi keberhasilan negara lain dalam menyiapkan warganya menjadi
warga yang terampil dan cakap serta bersaing secara International seperti
Jepang?. Siap atau tidak siap bukanlah halangan, yang penting ada awal untuk
memulainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar