Jumat, 09 November 2012

Ketika Kita

Ketika kita berharap menjadi mawar, kita hanyalah melati.
Mawar, ketika satu kelopaknya jatuh maka kelopak lain akan mengikutinya.



Melati, ketika satu bunganya gugur, bunga lain tetap bertahan seolah tidak terjadi apa-apa.



Ketika kita berharap menjadi teratai, kita hanyalah sepucuk bunga bangkai.
Ketika kita berharap bangkit di tempat yang tak memungkinkan dan bermimpi menjadi indah, kita tidak bisa menciptakan kebersamaan dan membuat citra buruk di mata orang.

Aku ingin kita bagai edelweis, walaupun diterpa hujan badai dan sengatan matahari, kita tidak layu dan tetap bertahan



Aku ingin kita seperti sakura. Menunggu untuk bisa mekar dan menutupi daun kesalahan dengan warna cerah kita. Walau hanya mekar sebentar, bunga-bunga mungil sakura mampu menyejukkan mata dan gugur jika bunga lain telah gugur. Dan tetap abadi jua terkenang hingga musim itu datang lagi



Tapi, pada kenyataannya kita yang masih sama-sama labil tidak mampu menjadi edelweis yang kuat, teratai yang terus berjuang, mawar yang kelopaknya terjaga atau sakura yang sedap dipandang mata.
Masalah kecil menjadi besar dan ketika marah mulut manis kalian mengeluarkan kata-kata binatang.
Aku hanya ingin kita kompak sebagaimana mestinya, agar ukiran kenangan masa remaja itu terlihat manis...
Aku sayang kalian....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar