Selasa, 31 Januari 2012

Tentang Member ReCcounSa Part II

Oke, kemaren kan ampe absen 8, sekarang aku lanjutin ya!
9. Imas Permatasari
Imas tuh orangnya baik lho! Emang sih keliatan sangar tapi sebenernya dia baik banget, kocak dan gampang akrab. Oh iya, Imas pinter matematika

10. Latifah Sumarni
Atif--nama panggilannya, anaknya imut-imut, ngefans sama Hitsugaya--di anime Bleach, jadi dia seneng banget karena nomor absen 10, katanya sih karena ada unsur Hitsugaya-nya. Anaknya baik dan pinter udah gitu narsis pula.

11. Leli Nurlaela
alamatnya di Padapoek--maksudnya, Padaherang. Wow jauh banget ya dari Pulau Papua? #geplaked#, dia suka ketawa-ketawa sendiri, dan pinter di bidang musik dan olahraga. Anaknya tomboy lho!

12. Lia Apriani
alamatnya di Sindangkasih--ga pake sayang ya ^_^!
Pinter banget maen basket, akuntansinya juga mahir, Lia adalah bendahara IRMA--kereeeeennnnn! Bahasa Khasnya yang favorit "etaeun"

13. Lina Lindasari
Alamatnya di Cijeunjing. Pernah juga sih sebangku sama Lina, anaknya asyik diajak ngobrol ^_^

14. Mia Rosmiati
Kalau gak ada Mia di sekolah, bawaannya gak seru. Lagu favoritnya : "Hoream... Hoream... Hoream anak yang manis" Harusnya kan Soledad? *nah lho*, maksudnya Soleram. Dia member yang kocak banget, ketawanya suka kayak Spongebob, haha... Mia ini anak bungsu, Mia anaknya baik loh, udah gitu pinter matematikanya. Alamatnya bikin bingung, gak tau Kertaharja, gak tau Pamalayan gak tau Cijeungjing.

15. Mulyasari Agustiani
Alamatnya di Bangsawit, tiap maen Mul suka ngasih koya, baik banget!
Oh iya, Mul itu ga narsis banget tapi suka foto teman-temannya.

16. Neneng Intan Zuliana Kuswoyo
Member yang paling gembul. Anaknya suka ngomong ceplas-ceplos. Dia ini KPopers juga lho! Oh iya, dia jarang nraktir

Bersambung....




Budaya Orang Jepang--Membungkuk


Jika dilihat sekilas, Jepang adalah negara yang paling sopan penduduknya. Kenapa? Karena mereka paling sering membungkuk. Entah itu meminta maaf, berkenalan, bertamu di rumah orang, mengatakan permisi, bahkan sampe berbicara di telepon pun orang jepang sampe membungkuk sedikit (padahal orang yang berbicara dengannya tidak bisa melihat dia).

Membungkuk (お辞儀, ojigi) adalah sebuah keharusan. Tradisi yang sudah harus diajarkan kepada anak-anak sejak balita. Ada beberapa jenis cara membungkuk, mari kita pelajari satu per satu...
1. Mengangguk Pelan, 5 Derajat:

Ini hanya anggukan kecil kepala kamu. Cara anggukan ini lebih ditujukan jika kamu bertemu dengan teman lama, tetangga, atau keluarga dekat. Oh ya, kalau kamu orang yang berpangkat tinggi (seperti Perdana Menteri atau Boss Yakuza), kamu juga bisa mengangguk pelan seperti ini kepada orang-orang yang membungkuk ke kamu. Ini artinya orang lain-lah yang harus lebih menghormati kamu, kamu cukup mengangguk pelan saja untuk menerima penghormatannya.

2. Membungkuk Salam (Eshaku /
会釈), 15 Derajat:

Cara membungkuk ini sedikit lebih formal. Digunakan untuk memberi salam kepada orang-orang yang sudah kamu kenal di kantor atau kepada orang-orang yang kamu tahu tapi tidak terlalu kenal.

3. Membungkuk Hormat (Keirei /
敬礼), 30 derajat:

Ini adalah cara membungkuk yang sangat formal. Digunakan untuk menunjukan rasa hormat kamu kepada boss di kantor, kepada orang-orang yang jabatannya lebih tinggi atau kepada mereka yang jauh lebih tua.

4. Membungkuk Hormat Tertinggi (Sai-keirei /
最敬礼), 45 derajat:

Ini adalah cara membungkuk yang mempunyai arti sangat dalam. Ini adalah cara kamu menunjukkan rasa bersalah kamu yang sangat dalam. Ini adalah cara kamu meminta maaf kalau kamu melakukan kesalahan besar. Atau bisa juga digunakan untuk memberikan hormat kepada orang-orang yang sangat tinggi jabatan dan status sosialnya, seperti Kaisar Jepang misalnya.

5. Membungkuk Berlutut:

Kamu tidak akan terlalu sering melihat orang membungkuk seperti ini di muka umum, karena cara membungkuk seperti ini adalah cara membungkuk yang amat sangat dalam artinya. Orang akan berlutut seperti ini jika dia telah melakukan kesalahan fatal, seperti kesalahan yang mengakibatkan kematian orang lain. Ini juga cara orang-orang menghormati Kaisar di jaman dulu.



Intinya, semakin kamu menghormati orang tersebut, semakin dalam bungkukan kamu. Semakin besar perasaan bersalah kamu kepada seseorang, semakin dalam pula bungkukan kamu. Orang Jepang memang dikenal paling sering meminta maaf.

Mungkin karena meminta maaf berarti mengakui kegagalan sendiri atau mengaku bersalah, kita tampak enggan untuk meminta maaf sebelum terbukti siapa yang melakukan kesalahan. Tapi di Jepang, kata "egoisme" tidak ada tempat untuk berkembang. Di Jepang, meminta maaf dianggap sebagai kewajiban, meskipun belum tentu kamu yang salah. Permintaan maaf menunjukkan bahwa seseorang rela bertanggung jawab dan menghindari menyalahkan orang lain.

Semakin tinggi jabatan seseorang, maka dia harus semakin berani meminta maaf jika dia atau anak buahnya melakukan kesalahan. Makanya tidak heran jika banyak pejabat pemerintahan, seperti walikota, gubernur, menteri dan perdana menteri sekalipun yang membungkuk meminta maaf kepada publik dan akhirnya memilih mengundurkan diri daripada malu dibicarakan orang -- sesuatu yang amat sangat jarang kita lihat di Indonesia.



Membungkuk = Ojigi / お辞儀

Segelintir Curhatku


Mungkin ini adalah curhatan—ya pengungkapanku yang sesungguhnya.

Aku akan menceritakan tentang   sahabat lamaku, aku dan dia sudah lama tidak berhubungan. Hubungan kami tak sedekat dulu, aku juga tidak tahu mengapa, mungkin dia sudah bosan kepadaku atau mungkin sikapku sudah menyebalkan.

Aku memang tidak pernah bertemu  dengannya—secara dia berada di Pekanbaru dan aku di Ciamis, tapi hubungan lewat dunia maya dan SMS membuatku mengerti, kalau dia adalah teman yang baik dan menyenangkan, selain itu dia juga pintar  dan funny. Dari dia aku tahu Westlife—satu-satunya boyband yang aku sukai—dan dari dia juga aku tahu kalau dunia Jepang itu menyenangkan, dari dia juga aku tahu kalau pacaran itu tidak menyenangkan—membuang waktu—dan dari dia juga aku menjadi otaku.

Pertama kali aku mengenalnya adalah ketika aku membaca sebuah fanfic di www.fanfiction.net fandom Eyeshield 21, dan fanfic yang kubaca itu ceritanya bagus—sebenernya sih rated M, fanfic dia itu fanfic rated M yang pertama kali aku baca. Ketika aku lihat siapa author-nya, pen-name-nya Shield Via Yoichi. Langsung aja aku bongkar profil itu author, dan aku mendapatkan alamat ­e-mail facebooknya, aku kaget. Ternyata aku sudah berteman dengannya. Nama facebooknya kala itu adalah Ai Nikushimi.

Pas dia update status aku komen, kurang lebih komenannya gini—maaf kalo ada yang melenceng, udah lama banget jadi lupa—:

Me                      :         Sumimasen, kamu Shield Via Yoichi yang di FFn itu ya?”
Via                       :         “Kok tau? Pasti suka baca yang gitu ya?”
Me                      :         “Nggak, Cuma kebetulan baca aja, hehe.”

Akhirnya gitu ampe keterusan, terus dia minta nomor HP aku, aku kasih dan kita pun SMS-an, sharing tentang anime dan keluarga, sharing tentang pelajaran—kebetulan aku dan dia sama-sama anak SMK akuntansi.

Aku dan dia lama-lama menjadi dekat, satu sama lain itu gak ada  canggung-canggung sama gak ada yang ditutupi, dia bahkan pernah curhat tentang orang yang dia sukai dan mantan-mantannya, orang yang dibencinya dan juga sahabatnya di sekolah. Oh iya, walaupun aku dan dia beda agama—aku Islam dan dia Kristen, itu tidak menghalangi persahabatan kami, aku dan dia saling mengerti. Kalau hari Minggu dia gak bales SMS pasti dia ke gereja, soalnya dia aktif jadi paduan suara, dan kalau aku telat bales SMS dari dia, dia juga ngerti kalau aku lagi Sholat.

Aku inget banget SMS yang selalu dia kirim ke aku, “Ui”. Hahaha.

Pokoknya, waktu itu kita deket banget, bahkan kami pernah bikin fanfic kolab 3 fanfic, dan aku merasa selama hidup aku itulah fanfic terbaik yang pernah aku buat. Dia merupakan sahabat dan guru yang baik dalam membuat fanfic. Aku ingat, ada salah satu fanfic kami yang difavoritkan oleh sebuah akun. Itu menandakan kalau aku dan dia merupakan pasangan author yang bisa dibilang sukses.

Tapi, setelah itu dia menghilang. HP-nya rusak, kutunggu-tunggu SMS dari dia gak dateng-dateng, sedih banget. Terlebih waktu itu aku di kosan sendirian, rasanya kesepian banget. Bagaimana tidak? Aku dan dia pernah bermimpi untuk bertemu.

Beberapa bulan kemudian, dia meneleponku. ‘Ini ya suaranya Via?’ tanyaku dalam hati, namun yang menelponku itu bukan nomornya, melainkan nomor temannya, bukan dia juga yang bicara, teman-temannya juga, katanya sih lagi makan-makan di kantin.

Yang membuatku kangen suaranya itu adalah logat melayu-nya yang khas, dan aku menggunakan logat sunda yang khas juga. Lucu!

Dan kami pun SMS-an lagi seperti biasa, dan dia menghilang lagi. Beberapa bulan dia datang lagi. Namun tetap,dia hilang lagi, tapi untuk kali ini dia tidak kembali. Ya Alloh, kemanakah sahabatku yang satu ini? Apakah dia melupakanku?

Waktu aku cek pemberitahuan di akun facebook-ku, ternyata dia menulis status yang bilang kalau aku adalah sahabat terbaiknya, setidaknya itu bisa mengobati rasa rinduku kepadanya. Dan di hari ulang tahunnya yang ke-17 kemarin, aku tetap tidak bisa bersuka cita dan mengucapkannya secara langsung, padahal di lain sisi aku ingin meneleponnya dan mengucapkan “Otanjoubi Omedetto, Boku mo tomodachi, ne!” namun tidak ada nomornya yang aktif.

Bahkan ketika aku mengirim ucapan di wall facebooknya dia tidak membalasnya. Sebenarnya aku cemas, mungkin saja dia sudah melupakan aku dan dia sekarang sudah sibuk dengan urusannya atau mungkin dia sudah mempunyai sahabat lain yang lebih  baik dari aku.

Silvia Renta Simajuntak, itulah nama lengkapnya. Anak sulung dari 2 bersaudara. Seorang sahabat yang bersikap dewasa dan pintar.  Selain itu dia terbuka dan sempat mempercayaiku.

Aku mencoba mencari teman lain ketika dia menghilang, banyak teman dunia maya ku untuk mengisi kekosonganku yang ditinggalkan sahabatku itu. Namun nihil, mereka tak sebaik Silvia, mereka tak bisa mengerti aku sebaik Silvia mengerti aku. Bahkan, Silvia adalah orang yang pertama aku beri tahu kalau aku sedang menyukai seseorang. Selain itu, Silvia adalah orang pertama yang membaca fanfic-ku yang berisi ungkapan hatiku kepada seseorang yang aku sukai itu—mungkin juga dia yang terakhir, karena aku tidak akan membiarkan orang lain membaca fanfic-ku itu.

Dan tahukah apa yang dia katakan? Fanfic-ku bagus J , dia juga yang memotivasi ku agar aku tak menyerah dan selalu optimis kalau aku suka sama orang ‘itu’.

Jika Silvia membaca ini, aku ingin dia tahu kalau aku sayang sama dia dan kangen sama dia. Aku gak mau lost contact sama dia dan aku ingin SMS-an lagi sama dia.
Silvia, otanjoubi omedetto. Boku mo tomodachi ne! ^_^

Secarik Puisi part I


Aku takut,
Terlalu takut untuk jatuh ke dalam hatimu
Aku tak punya sedikit pun keberanian
Untuk menatap mata elangmu
Dada terasa bergejolak saat aku melihatmu
Namun, aku tahu itu hanya semu semata
Aku tahu kau tak pernah melihatku sama sekali
Kau dan aku terlalu jauh berbeda
Bagaikan langit dan bumi
Bagaikan air dan api yang tak mungkin bersatu
Walau tak menutup kemungkinan untuk hal itu

10 Teknologi Bangsa Indonesia yang Canggih!

1. Borobudur
Bukti kecanggihan teknologi dan arsitektur



Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824 M oleh Raja Mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur merupakan bangunan candi yang sangat megah.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun Borobudur yang demikian berat dapat berdiri kokoh dengan tanpa perlu memakukan ratusan paku bumi untuk mengokohkan pondasinya, tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang membentuk Borobudur itu dibentuk dan diangkut ke area pembangunan di atas bukit.

Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada masa kini, sulit membangun sebuah candi yang mampu menyamai candi Borobudur. Borobudur juga mengadopsi Konsep Fraktal.

Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan.

Candi borobudur sendiri adalah stupa raksasa yang di dalamnya terdiri dari stupa-stupa lain yang lebih kecil. Terus hingga ketidakberhinggaan. Sungguh mengagumkan nenek moyang kita sudah memiliki pengetahuan seperti itu. Bangunan Candi Borobudur benar-benar bangunan yang luar biasa.



2. Kapal Jung Jawa
Teknologi kapal raksasa



Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut Nusantara sudah melintasi sepertiga bola dunia. Meskipun sejak 500 tahun sebelum Masehi orang-orang China sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad VII kecil sekali peran kapal China dalam pelayaran laut lepas.

Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di "Laut Selatan".

Pelaut Portugis yang menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 Diego de Couto dalam buku Da Asia, terbit tahun 1645 menyebutkan, orang Jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar.

Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat seperti orang Jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa," kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.

Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur telah memainkan peran utama dalam segala hal dalam bahasa Jawa pelayaran, selama ratusan ratus tahun sebelum abad ke-13.

Memasuki abad ke-8 awal, kapal Borobudur digeser oleh Jung besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Kata "Jung" digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico jurnal, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14.

Mereka memuji kehebatan kapal Jawa raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya kapal Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

Disebutkan, jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis.

Bobot jung rata-rata sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari Kerajaan Demak bobotnya mencapai 1.000 ton yang digunakan sebagai pengangkut pasukan Nusantara untuk menyerang armada Portugis di Malaka pada 1513. Bisa dikatakan, kapal jung Nusantara ini disandingkan dengan kapal induk di era modern sekarang ini.


3. Keris
Kecanggihan teknologi penempaan logam



Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di nusantara. Para empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk ukuran masyarakat di masa lampau.

Keris dibuat dengan teknik penempaan, bukan dicor. Teknik penempaan disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurniaan besi, yang mana pada waktu itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya.

Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang unik, menarik dan sulit. Perkembangan teknologi tempa tersebut mampu menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan = besi, Aji = berharga).

Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya ringan namun sangat kuat.

Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius, jauh dari titik lebur besi, baja atau nikel yang berkisar 10 ribu derajat celcius.

Titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya. Unsur titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan karat.

Unsur logam titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat angkasa luar, serta ujung roket dan peluru kendali antar benua.


4. Benteng Keraton Buton
Arsitektur bangunan untuk pertahanan



Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar. Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur.

Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter. Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga / kubu pertahanan (bastion) yang dalam bahasa setempat disebut baluara.

Tiap pintu gerbang (lawa) dan baluara dikawal 4-6 meriam. Jumlah meriam seluruhnya 52 buah. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri.

Letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Benteng ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.


5. Si Gale gale
Teknologi Robot tradisional Nusantara



Orang Toba Batak Sumatra utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat robot tradisional yang dikenal dengan sebutan si gale-gale. Boneka ini menguasai sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa. Melalui tali yang ditarik ulur inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakan "tangannya" sebagai mana layaknya orang menari.

Menurut cerita, Seorang Raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang. Sigale - gale dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak.

Boneka yang tingginya mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak. Bahkan semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukan menciptakan kesan-kesan dari contoh model manusia.

Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan bergerak seperti tangan-tangan manusia yang menari serta dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti jongkok waktu menari.

Si gale-gale merupakan bukti bahwa nenek moyang kita sudah dapat membuat boneka mekanikal atau robot walau dalam bentuk yang sederhana. Robot tersebut diciptakan untuk dapat meniru gerakan manusia.

6. Pengindelan Danau Tasikardi, Banten
Kecanggihan Teknologi Penjernihan Air



Nenek moyang kita ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Sekitar abad ke16-17 Kesultanan Banten telah membangun Bangunan penjernih air untuk menyaring air yang berasal dari Waduk Tasikardi ke Keraton Surosowan.

Proses penjernihannya tergolong sudah maju. Sebelum masuk ke Surosowan, air yang kotor dan keruh dari Tasik Ardi disalurkan dan disaring melalui tiga bangunan bernama Pengindelan Putih, Abang, dan Emas.

Di tiap pengindelan ini, air diproses dengan mengendapkan dan menyaring kotoran. Air selanjutnya mengalir ke Surosowan lewat serangkaian pipa panjang yang terbuat dari tanah liat dengan diameter kurang lebih 40 cm.

Terlihat sekali bahwa pada masa tersebut sudah mampu menguasai teknologi pengolahan air keruh menjadi air layak pakai.

Danau Tasik Ardi sendiri merupakan danau buatan. Sebagai situs sejarah, keberadaan danau ini adalah bukti kegemilangan peradaban Kesultanan Banten pada masa lalu.

Untuk ukuran saat itu, membuat waduk atau danau buatan untuk mengairi areal pertanian dan memenuhi kebutuhan pasokan air bagi penduduk merupakan terobosan yang cemerlang.


7. Karinding
Teknologi pengusir hama dengan gelombang suara



Ternyata nenek moyang dan leluhur kita mempunyai suatu alat musik tiup tradisional yang berfungsi sebagai hiburan sekaligus pengusir hama.

Alat musik dari Sunda ini terbuat dari pelepah kawung atau bambu berukuran 20 x 1 cm yang dipotong menjadi tiga bagian yaitu bagian jarum tempat keluarnya nada (disebut cecet ucing atau ekor kucing), pembatas jarum, dan bagian ujung yang disebut panenggeul (pemukul).

Jika bagian panenggeul dipukul, maka bagian jarum akan bergetar dan ketika dirapatkan ke rongga mulut, maka akan menghasilkan bunyi yang khas.

Alat ini bukan cuma untuk menghibur tapi juga ternyata berfungsi mengusir hama di kebun atau di ladang pertanian. Suara yang dihasilkan oleh karinding ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang menyakitkan hama sehingga mereka menjauhi ladang pertanian.

Frekuensi suara yang dikeluarkan oleh alat musik tersebut menyakitkan bagi hama tersebut, atau bisa dikatakan frekuensi suaranya melebihi dari rentang frekuensi suara hama tersebut, sehingga hama tersebut akan panik dan terganggu konsentrasinya.

Kecanggihan Karinding sebagai bukti bahwa nenek moyang kita sejak dulu sudah mampu menciptakan alat yang menghasilkan gelombang suara. Ini adalah alat mengusir hama yang aman bagi lingkungan. Dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk menciptakan alat musik seperti itu.


8. Rumah Gadang
Arsitektur Rumah Aman Gempa



Para nenek moyang orang Minang ternyata berpikiran futuristik alias jauh maju melampaui zamannya dalam membangun rumah. Konstruksi rumah gadang ternyata telah dirancang untuk menahan gempuran gempa bumi.

Rumah gadang di Sumatera Barat membuktikan ketangguhan rekayasa konstruksi yang memiliki daya lentur dan soliditas saat terjadi guncangan gempa hingga berkekuatan di atas 8 skala richter.

Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima guncangan dari bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua bangunan.

Rumah gadang tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur.

Selain itu kaki atau tiang bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas dengan batu sandi.

Batu ini berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari tanah, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang ditimbulkan getaran tersebut

Darmansyah, ahli konstruksi dari Lembaga Penanggulangan Bencana Alam, Sumatera Barat menyebutkan, dari sisi ilmu konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.


9. Tempe
Pemanfaatan bioteknologi untuk makanan



Tempe merupakan hasil bioteknologi sederhana khas Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggunakan Rhizopus untuk membuat tempe dari kedelai. Semua ini adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel untuk tujuan pangan.

Sebenarnya mengolah kedelai dengan ragi juga dilakukan di negara lain seperti China, Jepang, India, dll. Tetapi yang menggunakan Rhizopus hanya di Indonesia saja. Jadi kemampuan membuat tempe kedelai adalah penemuan orang Indonesia.

Tempe sudah dikenal sejak berabad-abad lalu di Nusantara. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 telah ditemukan kata "tempe".

Kini, tempe sudah merambah manca negara, tidak saja karena rasa dan aromanya, namun juga karena kandungan gizinya. Penemuan tempe adalah sumbangan nenek moyang kita pada seni masak dunia.


10. Pranata Mangsa
Sistem penanggalan musim bukti kepandaian ilmu astronomi nenek moyang kita



Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran.

Dalam masyarakat Jawa dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Menurut Daldjoeni di bukunya "Penanggalan Pertanian Jawa Pranata Mangsa", Pranata Mangsa tergolong penemuan brilian. Kompleksitasnya tak kalah bobot dari sistem penanggalan yang ditemukan bangsa Mesir Kuno, China, Maya, dan Burma. Lebih-lebih jika dibandingkan dengan model Farming Almanac ala Amerika, Pranata Mangsa jauh lebih maju.

Meskipun teknologi sudah semakin canggih seperti sekarang ini, penerapan perhitungan pranata mangsa masih relevan. Hal itu dikarenakan nenek moyang kita dulu mempelajari gejala-gejala alam seperti musim hujan/kemarau, musim tanaman berbunga/berbuah, posisi rasi bintang, pengaruh bulan purnama, dan sebagainya. Dengan mempelajari gejala-gejala alam tersebut nenek moyang kita dapat lebih menghargai kelestarian alam.

Sebenarnya masih banyak teknologi-teknologi yang digunakan nenek moyang kita yang tidak dituliskan disini.

Dari penemuan-penemuan itu sebenarnya sejak dulu bangsa Indonesia sudah mampu menguasai teknologi canggih di zamannya maka tidak pantas lah bila kita menyombongkan diri sebagai generasi sekarang bila kita tidak menghargai dan mengapresiasi leluhur kita.

Nenek moyang kita telah berhasil membangun candi-candi yang sangat indah arsitekturnya dan bertahan ratusan tahun.

Nenek moyang kita juga membangun armada laut yang telah mengarungi samudra luas.

Nenek moyang kita juga telah menemukan benda-benda yang tebilang sederhana tapi banyak manfaatnya.

Itu semua bukti bahwa nenek moyang kita sangat cerdas. Penjajahlah yang telah membuat kita lemah dan kurang percaya diri. Karena itu, setelah menjadi bangsa yang merdeka kita harus dapat bangkit kembali untuk mensejajarkan diri dengan bangsa lain yang telah maju.

sumber: Kaskus PaschaL.BinBon